September 17, 2015

Setengah Jalan (Sebuah Cerpen)




Lulus SMA
Aku baru pulang dari sekolah dengan perasaan senang luar biasa karena hari ini pengumuman UN dan senang sekali aku berhasil lulus dengan nilai cukup baik. Tapi aku menolak untuk ikut bersama dengan teman-temanku yang merencanakan konvoi dan mencoret baju SMA nya sebagai ungkapan kegembiraan. Aku punya cara sendiri untuk mengungkapngkannya.  Kadang aku juga heran dari mana tradisi coret-coret baju dan konvoi berasal. Memang kelakuan aneh.

Aku masih ingat masa sebelum UN, semua siswa mendadak menjadi alim dan mushola menjadi penuh di waktu zuhur. Dan setelah lulus mereka malahmerayakannyadengan cara yang sangat tidak terdidik dan Jahiliyah. Orang lulus macam apa ini?


Dan secara resmi aku sudah mennyandang tamatan SMA.  yang sedang aku pikirkan sekarang ini adalah mengenai kuliah yang sampai sekarang aku masih bingung untuk menentukannya.  Aku masih belum tahu apa yang akan cocok untuk menunjang masa depanku nanti. Aku masih belum tahu apa yangsebenarnya aku inginkan. Di SMA, aku masuk di jurusan IPA. bukan karena aku memang minat dengan mata pelajaran yang ada di jurusan itu tapi lebih karena kemampuanku dalam belajar cukup lumayan. Dan kebetulan aku juga aktif di OSIS dan beberapa organisasi sekolah lainnya. 

Sempat terbersit di pikiraku untuk cuti dulu dalam setahun ini sambil mencari pengalaman baru atau sekedar meyakinkan diri mengenai apa yang akan aku ambil nantinya di bangku kuliah. Tidak masalah jika aku akhirnya akan menjadi adik tingkat teman-temanku daripada terjebak dengan jurusan yang sebenarnya bukan yang aku inginkan. 

Aku juga sempat bertanya kepada kakak sepupuku yang sudah lebih dulu kuliah tapi sama seperti yang lainnya dia juga seperti terjebak dengan jurusan yang sebenarnya bukan yang di inginkannya. Dan akhirnya setelah 6 tahun berlalu dia masih belum menyelesaikan kuliahnya. Apakah karena kuliahnya tidak cocok atau karena belum siap menghadapi tahap berikutnya dalam hidup? Entahlah.

Aku melihat sebuah pola dimana kita yang baru tamat SMA berlomba untuk masuk univ favorit hanya karena gengsi dan keren-kerenan. Selain itu yang aku lihat banyak dari kita masuk kuliah karena “kebelet kuliah”. Maksudnya “apa kata orang kalo gue gak kuliah tahun ini” hahha.. yaelah broh..

Begitulah ketakutan yang aku lihat selama ini. Tapi sangat banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Kita hanya seperti ikut-ikutan saja. Dan dari situ aku tahu kenapa Indonesia tidak bisa maju seperti Negara lainnya.

XYZ
Skripsi
Dan akhirnya aku sampai di tahap dimana semua orang berkeluh kesah. mendapatkan ujian paling sulit dari tuhan, bagaimana kamu yakin bahwa ini adalah ujian dari tuhan padahal selama hidup tidak pernah menghadapkan mukamu ke kiblat? 

Dan sama seperti yang lainnya dan komentaraku berapa tahun yang lalu yang aku sangat ingat detailnya aku juga terjebak dengan jurusan yang menurutku bukan benar-benar pilihanku. Tapi aku sudah masuk tahap  galau selanjutnya yaitu mengerjakan skripsi dalam waktu 3 tahun lebih sedikit saja. Yahh walaupun salah aku juga tidak mau berlama-lama mengeluh dengan apa yang sudah terjadi. Solusinya adalah aku harus segera keluar dari dunia perkuliahan  ini secepatnya dan mengejar apa yang menurutku memang menjadi tujuanku.  Aku akan menyelesaikan kuliah ini sebelum 4 tahun. Yah tentu saja bisa. Aku sudah memulainya dan aku harus menyelesaikannya. Ibarat pepatah “nasi sudah menjadi bubur” tapi menurutku jika sudah menjadi bubur jadikan bubur ini bubur yang enak dan tetap menggugah selera. 

Walaupun aku mulai untuk mencari dunia lainnya aku tetap akan memanfaatkan ilmu yang aku dapat selama perkuliahan ini. Dulu aku membayangkan aku akan mencari kuliah yang memang sesuai minatku tapi ternyata tidak seperti yang di bayangkan. Mungkin saja yang kita lihat waktu itu hanya kulit-kulitnya saja, kita baru sampai tahap mengiyakan passion tapi tahukah kamu bahwa passion juga membutuhkan kerja keras di dalamnya. Passion ternyata datang karena kita sudah melakukannya bertahun-tahun.  Tidak percaya? Contohnya seperti dulu waktu SMA kamu sangat suka menggambar dan teman-teman serta gurumu berharap kamu akan mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual atau seni rupa untuk kuliah kamu nantinya tapi orangtua mu tidak akan setuju karena tidak ada nilai pekerja di dalamnya. Kamu akan makan apa jika pekerjaanmu hanya seorang yang suka menggambar. 

Dan akhirnya kamu memberanikan diri untuk mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Tapi setelah kuliah berjalan kamu baru menyadari bahwa yang di butuhkan dan yang kamu pelajari disana bukan hanya  menggambar. Menggambar hanya sebagian pecahan yang kamu butuhkan di jurusan tersebut. Kamu harus belajar komposisi, warna, menghitung anggaran proyek dan lain sebagainya. Akhirnya setelah setahun kamu merasa bahwa ini bukan tujuanmu. Kamu mulai menyerah dan melihat-lihat jurusan lainnya yang menurutmu lebih mudah tapi tidak kah kamu sadar biaya passionmu ini cukup tinggi? Kamu sudah menghabiskan biaya yang sangat besar untuk sesuatu yang kamu sebut passion dulunya. Jadi harus bagaimana?

Passion tetap membutuhkan kerja keras kawan. Kamu juga harus melewati hal-hal yang tidak kamu sukai dan mengerjakannya berkali-kali. Kamu butuh waktu untuk bersatu dengan passionmu. Kamu harus menikahinya dan siap menerima segala kesulitan di dalam passionmu.

XYZ
Pekerjaan
Well, akhirnya aku mendapat pekerjaan pertamaku. Butuh effort lebih dan jaringan keluarga lebih untuk bisa di terima di salah satu perusahaan di Indonesia. Bukan menafikan di  luar sana juga banyak yang lolos masuk dengan usaha sendiri termasuk saya yang memang tidak punya keluarga yang cukup di hormati untuk memberikan rekomendasi. aku berharap semoga kalian yang dibantu oleh rekan bisnis orang tua atau keluarganya bisa bersyukur lebih banyak karena kalian tidak perlu mati-matian belajar dan mengupdgrade diri agar bisa kompeten seperti pengangguran di luar sana yang mungkin saja kemampuannya melebihimu.

Memang kalian juga tidak salah jika terlahir dalam keluarga atau situasi menguntungkan lainnya. Aku juga tidak menyalahkannya. Dan bukan urusanku juga sebenarnya. Maap jika menyinggung egomu dan membuat namaku di tandai jika nanti masuk ke perusahaan yang dominan dengan keluargamu.

Setelah lolos dari kuliah, aku seperti tidak sabar untuk membuktikan kepada orang tuaku bahwa aku akan sukses dalam setahun ini. Hmmm.. ternyata aku memang terlalu naïf, aku baru mendapatkan pekerjaan pertamaku setelah libur menganggur setahun lebih. 

Di awal wisuda kita mungkin merasa dunia akan baik-baik saja. Ternyata kita salah menilai dunia. Ternyata dunia tidak seramah yang kita pikirkan. Dulu aku berpikir bahwa aku akan mengejar tujuanku tapi sekarang mendapatkan pekerjaan untuk mengisi perutku sepertinya lebih masuk akal. Idealismeku tergores oleh perut yang keroncongan. Untung saja aku mengikuti kuliah dengan lumayan baik sehingga ada ilmu-ilmu yang bersisa di kepalaku yang bisa aku tawarkan untuk membuat bosku lebih kaya lagi. Ditambah lagi keluargaku juga tidak cukup kaya untuk mendanai anaknya yang hanya bermalas-malasan dirumah setelah semua biaya yagn di keluarkannya untukku. Belum lagi biaya anak-anaknya yang lain yang sebenarnya mereka mengharapkannya dariku. 

Dulu aku berpikir aku akan mencapai puncak perusahaan dalam 2 tahun saja. Atau membuka usaha dan sukses dalam setahun. Memang bisa saja terjadi tapi setelah semua yang aku lewati sepertinya butuh waktu lebih banyak. Bukan berarti kita tidak bisa menjadi pengusaha sukses dalam setahun. Bisa saja, tapi kita baru saja masuk ke dalam hutan antah berantah dan kamu harus belajar  dulu untuk mengenal hutan belantara ini.

Mungkin bukan aku, banyak temanku yang lainnya yang juga berpikir seperti ini dulunya. Bisa langsung menjadi orang sukses ketika selesai wisuda. Tapi sekarang setelah semuanya kamu terpaksa menyederhanakan mimpimu kawan. Percayalah, sedikit banyaknya idealism mu akan tergores ketika cacing dalam perutmu mulai kelaparan.

 XYZ
Menikah
Aku sangat menikmati pekerjaanku sekarang. Aku sangat bersyukur bisa  membantu kedua orang tua dan juga punya sedikit tabungan untuk masa depan. Langkah selanjutnya adalah menikah. Sampai sekarang aku masih belum menemukan seseorang yang benar-benar pas menurutku untuk mendampingiku.. haha. Sedikit lebay tapi memang begitulah kondisinya. 

Aku selalu mengidam-idamkan sosok yang sempurna, paras cantik, intelektual tinggi, terdidik dan tentu saja pemahaman agama yang baik. Aku juga berusaha untuk memantaskan diri dengan keinginan aku yang demikian tidak tahu di  untung. 

Aku berusaha untuk mendekati beberapa orang dan setelah di lakukan penyeleksian yang sangat ketat akhirnya keluarlah beberapa nama yang nantinya di kerucutkan lagi untuk aku peristri. Aku sangat yakin dengan pilihanku ini. Aku juga mengacuhkan beberapa orang yang aku  rasa bukan kelasku. Heh.. aku sudah punya pekerjaan yang baik dan pendidikan yang baik. Masa aku akan mendapatkan orang dengan standar di bawahku. Aku memang terlalu pongah dengan diriku saat ini. 

Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Aku tertampar dan di sadarkan oleh satu artikel. Yang isi nya menceritakan seorang perempuan sosok sempurna seperti tipeku tadi, yang di jodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki yang biasa saja. Tapi perempuan ini terlalu sombong dengan keilmuan dan semua kelebihan yang ada di dalam dirinya. Mungkin memang lelaki ini biasa saja, tapi bisa jadi dia lebih takut kepada Allah daripada Istrinya. Yupss… mungkin kita semua juga seperti cerita di atas.  Kita mempertimbangkan kualitas duniawi seseorang tanpa sadar bahwa bisa jadi seseorang itu lebih baik derajatnya di sisi Allah. Memang benar bunyi ayat di Alquran yang mengatakan “bisa jadi yang kamu lihat baik untuk mu belum tentu baik untumu dan yang menurutmu buruk belum tentu buruk untukmu”.

Aku tertegun setelah membaca artikel tersebut. Bukankah kita adalah orang-orang yang berpikir?. Memang kita akan mencari “the right person” tapi pernahkah kita berpikir untuk menjadi “the right person”? 


source gambar : unsplash.com 



hairilhabibi
Pekanbaru, 12 September 2015
Setengah Jalan (Sebuah Cerpen) Setengah Jalan (Sebuah Cerpen) Reviewed by hairilhabibi on Rating: 5

1 comment:

Unknown said...

Ndeh makkk abang niii hitz kali, leh uga~

contact me

hallo! saya hairil habibi. saya adalah salah satu Social Media Enthusisast dan sangat Passionate mengenai Komunitas. tahun 2014 saya bersama teman mendirikan Kongkownulis sebagai sarana untuk semua orang dalam mengekpresikan pemikiran mereka dalam tulisan. masa lalu saya alhamdulilah di penuhi oleh pasang surutnya dunia keorganisasian di kampus. dan pemikiran-pemikiran absurd dengan campuran mimpi level keras! blog ini akan lebih banyak berisi pendapat-pendapat saya mengenai kehidupan atau apa saja yang menurut saya menarik untuk di ceritakan.. mudah- mudahan bisa menginspirasi.. :D untuk kritik, saran, komentar dan pertanyaan layangkan ke hairilhabibi[at]gmail[dot]com

Recent

recentposts

Random

randomposts