August 05, 2019

Serunya Forest Talk - Bicara mengenai Hutan, Lingkungan, dan Kita

9:22 PM


"Besok jangan lupa ya wei"
"ya.."
"Wokeh"
"Wokeh"
"Pagi besok tu kan?"
"Ya"
"Woke"
"Hotelnya Grand Zuri ya kawan-kawan jangan ke yang lain-lain pulak"
"Hoke"

Sepotong percakapan di Grup Whatsapp yang menunjukkan antusiasme teman-teman Blogger Pekanbaru untuk kegiatan Forest Talk yang akan diadakan besok. Rasa-rasa mau kemana gitu orang-orang ni persiapannya haha..., aku juga merasakan hal yang sama, sampai sudah minta ijin langsung dari kantor untuk bisa fokus dengan acara Forest Talk. Mengapa acara ini begitu menarik dan sepertinya semua orang begitu bersemangat? mau tau? jadi begini...

Isu mengenai hutan ini sebenarnya sudah sangat dekat dengan kami, kalian pasti pernah dengar mengenai bencana kabut asap yang mengepung Riau beberapa tahun lalu. Mungkin ini adalah kabut asap terberat yang terjadi. Sampai-sampai kita membuat gerakan #melawanasap di Twitter yang berhasil menggerakkan Pak SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Presiden untuk menanggapi dan langsung bergerak untuk melakukan pemadaman. Terima kasih untuk semua orang yang sudah membantu waktu itu, bukan hanya di Riau tapi juga beberapa kota lainnya. Nah, dari sinilah aku menyadari bahwa potensi hutan Riau ini sungguh sangat besar sekali, bayangkan saja kebakaran hutan bisa menutup pandangan beratus-ratus atau bisa jadi beribu-ribu kilometer. Kira-kira menurut kalian sebanyak apa yang terbakar waktu itu?.

Dari kejadian ini aku secara pribadi melihat bahwa hutan salah satu hal penting yang memang harus kita perhatikan sama-sama. Lalu apa hubungannya dengan acara Forest Talk ini? tentu saja ada. Salah satunya adalah kegiatan ini menjadi jembatan yang bisa mendekatkan kami sebagai anak muda yang minim pengetahuan seputar hutan bisa mengenalnya lebih dalam dan lebih baik lagi. walaupun kami tinggal di daerah yang di kelilingi hutan, mungkin tidak semua orang sudah pernah melihat dan bersentuhan dengan hutan secara langsung.

Berat juga ya pembahasannya, oke lanjut.

Aku berangkat dari rumah sebelum jam 8 pagi, karena di jadwal tertulis jam 8 acara sudah akan di mulai. Ketika sampai di meja registrasi, aku melihat baru ada beberapa orang yang sedang berbincang-bincang dengan mbak-mbak di stand yang membawa berbagai jenis produk dari desa Batu Gajah. Aku akhirnya ikut bergabung dengan mereka dan bertanya mengenai beberapa hal seperti kemasan dari produk yang menurutku bisa di tingkatkan lagi. Mbaknya juga mengamini dan memang sudah berencana untuk membuat kemasan yang lebih baik lagi. Kami di beri beberapa produk mereka untuk di coba, duhh... kan jadi enak kitanya, hehe... by the way terima kasih banyak ya mbak untuk paketannya!.

Produk-Produk dari Desa Batu gajah.
Oh ya, ketika di meja registrasi kami mendapat totebang keren dengan Eco Print dari Galeri Wong Kito Palembang. Motifnya di cetak dari daun asli dan pewarna alami. Ini juga salah satu cara untuk mengurangi bahan-bahan yang berdampak terhadap iklim.

Totebag dari Galeri Wong Kito Palembang.

Seminar Forest Talk

Event Forest Talk ini di taja oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia. Dikutip dari Blog Daengbattala.com yang bisa kamu cek disini, "Yayasan Doktor Sjahrir merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan DR.Sjahrir (alm) dan bergerak dibidang Pendidikan, kesehatan dan lingkungan, sedangkan The Climate Reality Project Indonesia, merupakan cabang dari The Climate Reality Project, mendukung kerja lebih dari 300 pemimpin iklim di Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang dan termasuk para pemimpin bisnis, profesional, pendidik, atlet, musisi, ilmuwan, aktor, pelajar, dan pemuka agama".

Kegiatan di Pekanbaru adalah yang keempat kalinya dengan tema "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari" Setelah diadakan di Jakarta, Palembang, dan Pontianak . Berbeda dari kegiatan sebelumnya, dalam kegiatan Forest Talk Kali ini adalah akan ada Field Trip ke salah satu desa binaan Asia Pulp and Paper di daerah Tapung. Dalam event Forest Talk ini, ada 4 narasumber yang akan Sharing tentang pengelolaan hutan yaitu, Dr. Amanda Katili Niode, Manager The Climate Reality Indonesia, Dr. Atiek Widayati Perwakilan Tropenbos Indonesia, Murni Titi Resdiana, Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Indonesia yang kebetulan berhalangan hadir, dan Bapak Tahan Manurung dari Asia Pulp and Paper. 

Yang pertama Mengisi Seminar adalah Dr. Amanda Katili Niode yang membahas mengenai perubahan iklim dan bagaimana keadaan bumi saat ini. Menurutnya, tahun 2018 enam puluh juta orang terdampak cuaca ekstrem secara global. Ini di akibatkan oleh kegiatan manusia seperti tambang, transportasi, industri, dan pembakaran tanaman.

Dr. Amanda Katili Niode Sedang membahas mengenai perubahan iklim.
Fakta menarik menurutku dari yang disampaikan Dr. Amanda adalah, bahwa Industri fashion menjadi salah satu pencemar terbesar terhadap bumi. Aku langsung teringat baju-baju yang menumpuk di lemari.

Tapi perubahan iklim pastinya punya solusi. Ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu Mitigasi dan Adaptasi, salah satu contoh adaptasi adalah mengembangkan berbagai cara untuk melindungi manusia dan ruang.

Pemateri kedua juga tidak kalah seru, Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia yang lebih berfokus tentang Pengelolaan Hutan dan Lanskap yang berkelanjutan. Di awal Materi, Dr. Atiek membahas mengenai Definisi Hutan.

"Hutan merupakan suatu wilayah dengan luasan lebih dari 6,25 Ha dengan pohon dewasa lebih tinggi dari 5 meter dan tutupan kanopi lebih besar dari 30%".

"Hutan menjadi salah satu hal penting dalam penyerapan karbon di udara" - Dr. Atiek Widayati.
Sebenarnya Kita dan alam khususnya Hutan punya hubungan yang bisa di bilang saling menguntungkan. Contohnya hutan memiliki resource yang sangat banyak yang bisa dimanfaatkan dan kita bertanggung jawab untuk menjaga hutan agar tetap lestari. Tapi yang terjadi sekarang adalah eksplorasi yang berlebihan menyebabkan hutan di kelola dengan cara yang tidak bertanggung jawab. 

Padahal kita tahu kalau salah satu fungsi vital hutan adalah sebagai paru-paru dunia dan penyimpan air. Terlebih lagi hutan indonesia juga merupakan salah satu hamparan hutan yang cukup luas di dunia. Bayangkan berapa banyak karbon yang bisa diserap hutan di udara.

Tiga istilah yang aku garis bawahi dari presentasi Dr. Atiek adalah Deforestasi, Degradasi Hutan, dan Konversi hutan. Tiga kata yang berhubungan sangat erat antara hutan dan aktifitas manusia. Kita ambil contoh konversi hutan, dalam skala besar alih fungsi hutan menjadi perkebunan atau hutan tanaman tentunya memberi manfaat untuk masyarakat, tapi perubahan ini sudah diperhitungkan dengan kebutuhan dan kondisi.

Presentasi mengenai Deforestasi, Degradasi Hutan, Konversi Hutan.
Gimana? gimana? agak berat ya pembahasannya, tapi ini menarik kan?

Presentasi selanjutnya mengenai Pohon dan Ekonomi Kreatif yang seharusnya disampaikan oleh Buk Murni Titi Resdiana selaku Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Indonesia. Tapi kebetulan berhalangan hadir dan di gantikan oleh Dr. Amanda Katili Niode.

Pembahasan ini cukup menarik karena kita masuk lebih dalam ke pemanfaatan hutan sebagai nilai ekonomi bagi kita. Sebagai contoh, Pohon adalah sumber serat, sumber pewarna alami, bahan kuliner, sumber furniture, barang dekorasi, dan minyak atsiri. Barang-barang ini tentunya akan bermanfaat untuk kita semua selama produksinya juga di lakukan dengan bijaksana. 

Beberapa Manfaat Pohon untuk Ekonomi Kreatif.
Okeh kita rehat sejenak dulu sambil menikmati kopi dan snack yang sudah disediakan. Sambil menunggu Bapak Tahan Manurung dari Asia Pulp and Paper mempersiapkan presentasinya. Tentunya ini menjadi Presentasi pamungkas dari rangkaian Presentasi dan sharing ini. Last But Not Least, ini dia!.

Di Screen Sudah terpampang Tulisan "Desa Makmur Peduli Api". Pak Tahan melanjutkan mengenai latar belakang program ini. Menurutnya, ini merupakan salah satu perwujudan dari Kebijakan Konservasi hutan (FCP) Asia Pulp and Paper Sinarmas melalui upaya menyelesaikan konflik sosial dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan secara sosial-ekonomi.

Bapak Tahan Manurung dari Asia Pulp and Paper.
Dengan Program Desa Makmur Peduli Api diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat penerima manfaat, peningkatan ketercukupan pangan di desa-desa DMPA, meningkatkan hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat, membantu menyelesaikan sengketa yanga da dan mencegah sengketa yang baru, memfungsikan kelembagaan ekonomi desa, dan meningkatkan keikutsertaan pemerintah desa dan masyarakat dalam pengamanan / pelestarian sumber daya hutan di sekitarnya. Dengan total dana 27,69 Milyar dan total 142 desa penerima manfaat. Manyak juga ya kan.


Field Trip ke Desa Batu Gajah  
Setelah diperkenalkan mengenai Program Desa Makmur Peduli Api, kita masuk di bagian terseru dari kegiatan Forest Talk ini untuk memperdalam pemahaman dan tentunya melihat langsung bagaimana Program ini berjalan. Yuppss... Field Trip ke desa Batu Gajah!.

Kami bersiap-siap menuju 2 Bus yang sudah disediakan oleh panitia. Naik Bus ini menjadi pengalaman unik juga buatku karena sudah lama sekali tidak berjalan-jalan dengan bus. Jadi senang aja gitu rasanya bisa Naik Bus lagi setelah sekian lama.

Teman-Teman Blogger Pekanbaru bersiap menuju Desa Batu Gajah.
Setelah melewati perjalanan sekitar 3 Jam dari Pekanbaru, akhirnya kami tiba di Desa Batu Gajah. Masyarakat juga sudah berkumpul menyambut kami. setelah bersalaman dan berkenalan dengan masyarakat, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama membangun dengan kedekatan dengan masyarakat. 

Fakta menarik buatku di Sepanjang jalan tadi adalah aku melewati daerah-daerah yang ternyata dulu pernah aku datangi. pertama adalah Desa Pantai Cermin, dulu pernah berkunjung ke Desa ini jauh sebelum listrik dan jalanannya di aspal. waktu itu aku masih kelas 5 SD, ternyata sekarang desa ini sudah sangat ramai sekali. Kedua adalah simpang jalan masuk ke desa ini. Ketika SMP dulu aku pernah ikut upacara pembukaan perkemahan Pramuka di Kantor Camat Tapung ini. Kemah kami juga tidak jauh dari Kantor Camat Tersebut. Mungkin hanya sekitar 3 KM dari simpang Jalan masuk ke Desa Batu Gajah. It's really surprised me By The Way

Siap-siap untuk makan siang bersama Masyarakat Desa Batu Gajah.
Kembali lagi ke Desa Batu Gajah. Setelah makan siang selesai, dilanjutkan degan pembukaan mengenai maksud kedatangan Rombongan ke Desa Batu Gajah. Setelah itu Penyerahan Totebag dan Rompi kepada perwakilan Masyarakat. Selanjutnya Pak Agus selaku Penanggung Jawab Program Kerjasama Desa Makmur Peduli Api bercerita mengenai apa saja yang program-program yang telah mereka lakukan mulai dari tahun 2014 lalu.

Pak Amril Perwakilan dari Yayasan Doktor Sjahrir menyerahkan Totebag pada Pak Agus.
Beberapa Program yang telah berhasil dilakukan di Desa Batu Gajah adalah Bantuan Sapi dengan sistem pemeliharaan secara bergantian. Program ini di mulai dengan enam Sapi di tahun 2016 dan berhasil menjadi delapan belas Sapi di tahun 2019. Bantuan Bibit juga diberikan kepada Petani khususnya petani Holtikultura yang sampai saat ini programnya sudah sangat berkembang. Lalu Bantuan untuk nelayan yang sekarang bisa memenuhi permintaan di Desa Batu Gajah. 

Pak Agus, penanggung jawab Program Desa Makmur Peduli Api Desa Batu Gajah.
Program ini tidak sampai di situ saja, Pengrajin di Desa juga mendapatkan manfaat salah satunya Pengrajin tudung saji yang dibantu pemasarannya oleh Asia Pulp and Paper agar distribusinya bisa lebih luas lagi. Apalagi tudung saji atau masyarakat di Kabupaten Kampar menyebutnya dengan "Tuduong Sokok" Memiliki keunikan tersendiri dari proses pembuatannya. Tudung Saji dengan Model ini hanya di produksi di Desa Batu Gajah, tentunya ini menjadi nilai tambah untuk Produk Tudung saji tersebut. 

Bahan pembuat Tudung Saji dan tinta yang digunakan juga unik menurutku, untuk Tudungnya terbuat dari dalaman bambu dan tintanya terbuat dari asap lampu togok atau lampu teplok dan di tambahkan getah jeruk nipis. Sehingga tintanya jauh lebih tahan dan "anti luntur luntur club". 

Tudung saji yang berbahan Dalaman Bambu.

Tinta dan Mangkok untuk memproses tinta Unik untuk Tudung Saji.
Selanjutnya Demo Masak Produk-produk unggulan dari Desa Batu Gajah. Ternyata Ibu-ibu di Desa ini punya semangat berwirausaha yang tinggi dibuktikan dengan beberapa Produk yang sudah mereka buat dan sudah mulai masuk ke swalayan-swalayan. Di demo kali ini kami melihat bagaimana proses pembuatan Tempe Goreng dan Kripik pisang yang rasanya ternyata sangat jauh berbeda dengan Produk-produk sejenis yang pernah aku coba. Keren kali Desa ni Serius!.

Proses pembuatan Tempe Goreng oleh ibu-ibu Desa Batu Gajah.
Dengan program-program yang berjalan sekarang, pelan-pelan pendapatan masyarakat bertambah dan mensejahterakan mereka. Memang butuh waktu tapi ini Worth It.

Setelah mencicipi tempe goreng yang enak ini kami di ajak berkunjung ke kandang Sapi-Sapi yang di ceritakan oleh Pak Agus tadi. Kalo tidak salah ada beberapa kandang yang disediakan dan tersebar di beberapa titik di Desa Batu Gajah.

Ternak Sapi, salah satu program Desa Makmur Peduli Api.
Gimana? Seru kali kan wei?.

Sebenarnya mau berlama-lama lagi di Desa Batu Gajah tapi apa daya hari sudah semakin sore dan kami juga harus balik lagi ke Pekanbaru. Takutnya dah banyak orang-orang nih kenak telpon mamak di suruh balek rumah kan haha...

Oh ya hampir lupa, sepanjang perjalanan dari Simpang Masuk di sebelah Kantor Camat Tapung menuju Desa Batu Gajah ini terhampar Pohon Eucalyptus sepanjang mata memandang. Menakjubkan sekali melihat pohon ini berjejer-jejer panjang dan membuatku juga gak habis pikir ternyata yang seperti ini ada di sekitarku, keren!.

Pohon Eucalyptus berjejer sepanjang jalan menuju Desa Batu Gajah.
Sebelum pulang kami sempatkan dulu berphoto bersama. Agar memori ini bisa tersimpan rapi. Mungkin Salah satu hal yang bisa diceritakan nanti ke anak cucu. 

Kami berlepas dan mendadahi masyarakat yang terlihat masih berkumpul di tempat makan bersama tadi. Memang Pengalaman yang luar biasa, tentunya terima kasih tak terhingga untuk acara Forest Talk ini. Jika ada kesempatan di lain waktu, aku ingin ikut lagi ciyus!.
Photo bersama sebelum kembali ke Pekanbaru.
Pulang
Perjalanan pulang lebih sunyi karena sebagian besar sudah tertidur pulas. tampak dari wajah mereka lelah sudah seharian berkegiatan. Perjalanan pun terasa lebih singkat dibanding ketika berangkat tadi. Mungkin sopir juga memacu bus dengan maksimal agar bisa tiba tepat waktu di Pekanbaru.


Sesampainya di Hotel, kita di suguhkan lagi snack sambil bersantai menunggu pengumuman lomba Live Tweet dan Instagram. Beberapa orang di ajak ke depan untuk menceritakan pengalamannya, salah satunya Aku. Pohon-pohon Eucalyptus sepanjang perjalanan tadi sangat memukau dan aku ingin semua orang sepakat tentang itu.

 
Berphoto bersama sebagai penutup acara Forest Talk.


Setelah berphoto bersama, kamipun saling berpamitan antar sesama peserta dan panitia sambil berharap akan di pertemukan lagi di event keren seperti Forest Talk ini nanti. Untuk menutup catatan Blog ini Aku ingin mengutip salah satu Quote dari Akun @nkcthi yang isinya begini "Pulang, Jadi Kata Paling Nyaman Setelah Proses Pencarian Panjang". Sampai jumpa di Postingan selanjutnya ya!.

Bhay!

 

contact me

hallo! saya hairil habibi. saya adalah salah satu Social Media Enthusisast dan sangat Passionate mengenai Komunitas. tahun 2014 saya bersama teman mendirikan Kongkownulis sebagai sarana untuk semua orang dalam mengekpresikan pemikiran mereka dalam tulisan. masa lalu saya alhamdulilah di penuhi oleh pasang surutnya dunia keorganisasian di kampus. dan pemikiran-pemikiran absurd dengan campuran mimpi level keras! blog ini akan lebih banyak berisi pendapat-pendapat saya mengenai kehidupan atau apa saja yang menurut saya menarik untuk di ceritakan.. mudah- mudahan bisa menginspirasi.. :D untuk kritik, saran, komentar dan pertanyaan layangkan ke hairilhabibi[at]gmail[dot]com

Recent

recentposts

Random

randomposts