August 08, 2017

#WANGOCU Episode : Rayo 6 ka Bangkinang Kabupaten Kampar





Ada becandaan yang sampai sekarang saya amini dari ayah saya yang bilang bahwa Rayo 6 akan selalu lebih Rame setiap tahun karena para perantau selalu suka pulang ke kampung halaman ketika Rayo 6 ini dan juga orang-orang yang tidak sabar untuk bisa menyantap hidangan makan siang bersama. sebenarnya ada apa sih di rayo 6?

Rayo 6 menurut yang disampaikan oleh ibu saya dimulai dari datuk Khalifah salah satu ulama di kampung yang selalu melakukan kebiasaan untuk ziarah ke kuburan saudara dan mendoakan mereka. Kegiatan ini lambat laun di ikuti oleh masyarakat dan akhirnya menjadi tradisi yang selalu di ikuti oleh ribuan orang Kampung Bangkinang seberang hingga sekarang. 

Kenapa di sebut rayo 6? ini adalah istilah untuk puasa syawal yang berjumlah 6 hari puasa tapi di Bangkinang banyak melakukannya setelah Hari Raya idul fitri secara berturut-turut dan pada hari ke-7 diadakanlah rayo 6 ini dengan maksud bersyukur setelah melakukan puasa 6 hari berturut-turut. 
Kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat dalam rayo 6 ini adalah memasak lemang dan juga melakukan ziarah kubur dengan di akhiri makan bersama di mesjid. Sejauh yang saya tahu ada beberapa kampung yang melakukan kegiatan Rayo 6 ini tapi yang terbesar biasanya tetap di kampung Pulau bodi dan Tepi air dengan jumlah kuburan yang di ziarahi mencapai 21 lokasi. Untuk Kampung Bodi dan Tepi Air biasanya start pukul 06.00 pagi dan sampai di mesjid Pulau Bodi sekitar pukul 12.000 siang. Nantinya sehari sebelum Rayo 6, ibuk-ibuk akan memasak lemang dan menyiapkan Makan Bajambau untuk di mesjid besok. Uniknya dalam pemberian makanan di mesjid ini di lakukan secara sukarela oleh ibuk-ibuk. Dan biasanya hidangan bajambau ini bisa mencapai 200an jambau gaess.. manyakkk kann..

Jambau yang disediakan pun bukan hanya untuk yang mengikuti kegiatan ziarah saja, tapi semuanya boleh ikut makan lohh.. dan inilah seninya rayo 6 itu ketika kita makan dan bertemu kembali dengan kerabat-kerabat lama, saling menyapa sambil menikmati hidangan.

Untuk kegiatan ziarah ini biasanya di ikuti oleh mayoritas laki-laki. biasanya akan di umumkan ketika Sholat Idul Fitri untuk detail tempat berkumpul atau memulai Ziarah. 

Menurut saya Tradisi Rayo 6 selalu bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyambung silahturahmi oleh masyarakat Kampar. Dan juga alasan pulang ke kampung untuk bertemu sanak saudara. Apakah kamu teratrik untuk mengikuti kegiatan Rayo 6 ini? 
#WANGOCU Episode : Rayo 6 ka Bangkinang Kabupaten Kampar #WANGOCU Episode : Rayo 6 ka Bangkinang Kabupaten Kampar Reviewed by hairilhabibi on Rating: 5

3 comments:

Mutia Nurul Rahmah said...

Tertarik sih,tpi kadang pas Rayo onam ni awak masih di desa,jadi kadang g bs kemana2 heu heu

hairilhabibi said...

yoklah mut tahun depan jalan sini.. haha

Ica Annajmi said...

Nggak pernah kesampaian nih pengen ikut Rayo 6, mana makanannya biasanya enak-enak lagi. Ada lomang. Tahun depan ajak ya, Bang hehe

contact me

hallo! saya hairil habibi. saya adalah salah satu Social Media Enthusisast dan sangat Passionate mengenai Komunitas. tahun 2014 saya bersama teman mendirikan Kongkownulis sebagai sarana untuk semua orang dalam mengekpresikan pemikiran mereka dalam tulisan. masa lalu saya alhamdulilah di penuhi oleh pasang surutnya dunia keorganisasian di kampus. dan pemikiran-pemikiran absurd dengan campuran mimpi level keras! blog ini akan lebih banyak berisi pendapat-pendapat saya mengenai kehidupan atau apa saja yang menurut saya menarik untuk di ceritakan.. mudah- mudahan bisa menginspirasi.. :D untuk kritik, saran, komentar dan pertanyaan layangkan ke hairilhabibi[at]gmail[dot]com

Recent

recentposts

Random

randomposts