Filosofi sepeda

hari minggu kemarin saya bertemu dengan Coaching sekaligus pimpinan group yang memayungi perusahaan kami. untuk sekedar berdiskusi di sela acara launching Travel. diskusi yang sangat panjang memang karena kami harus mengakhirinya di jam 11 malam. sangat banyak pencerahan dan juga kritikan yang kami dapat dari beliau. yang semoga juga bermanfaat untuk kita semua. yuk simak..


di awal pertemuan beliau menceritakan beberapa hal yang sangat mencerahkan kami tentunya untuk mengupgrade lagi strategi yang kami punya. di dini beliau menjelaskan mengenai beberapa hal yang harus kami punya dalam melakukan bisnis yaitu, berani, berilmu dan berinovasi. ketiga hal ini sangat penting di miliki agar kita tetap bisa menjalankan sebuah usaha.

di sisi lain, salah satu hal yang juga menarik buat saya adalah mengenai filosofi bersepeda. mungkin sudah banyak dari kita mengetahui mengenai filosofi ini, tapi sekali ini penjelasannya lebih baik dari sebelumnya. filosofi bersepeda dimulai dari keinginan setiap kita untuk bisa bersepeda. disana sudah terpatri suatu visi yaitu bisa naik sepeda bagaimanapun caranya.

di visinya jelas terlihat olehnya bahawa ketika dia sudah bisa bersepeda maka dia akan bisa mendadahi setiap tetangganya di atas sepeda yang di kendarainya. tapi di awal menaiaki sepeda tentu saja kita tidak akan langsung bisa kan? di percobaan pertama kita akan jatuh dulu, karena kita belum mengetahui tata cara menaiki sepeda. kitapun terus mencoba beberapa kali sampai akhirnya kita menemukan caranya. tak lama setelah itu kita akhirnya bisa mejadi ahli. karena kita melewati proses.

sama dengan berusaha, ada kalanya kita akan terjatuh tapi dengan visi yang jelas maka terjatuh bukan lah halangan. terjatuh adalah resiko yang harus kita terima dan kita lewati karena itu merupakan salah satu proses dalam belajar bersepeda.

secara tidak langsung kita belajar naik sepeda, karena visi kita adalah bisa naik speda dan kita mencari caranya agar bisa. itu yang banyak tidak disadari oleh orang lain maupun kita sendiri. bahwa sebenarnya kita sedang belajar untuk smapai ke tujuan. jadi kenapa kita harus mengeluh dengan proses yang memeang harus kita lewati?